Jajan Kue dan Bakery Klasik di Sumber Hidangan, Kuliner di Braga

Akhir pekan yang biasanya macet, pagi menjelang siang hari itu tampak lebih lenggang di kawasan jalan Braga, kota Bandung. Mungkin karena masih pandemi ya, cuma turis dengan nyali besar yang pada masa corona ini niat banget buat cuti dan berkendara mobil dari Jakarta ke Bandung, 3-4 jam dengan menyetir sendiri lagi. Serius baru kali ini lama banget nyetir dan hufftt mesti pakai mobil yang lebih proper buat ke Bandung lain kali, bukan city car 😢.

Rencana jalan-jalan di Sabtu yang cerah kali itu terasa lebih bersahabat. Namun tepat pukul 9 pagi, toko kue dan bakery klasik yang dituju ternyata belum buka. Sebentar keliling jalan seputar Braga yang terkenal itu, terdapat kios-kios makanan, kesibukan orang di coffee shop yang terlihat modern, serta tukang bubur gerobak yang masih berjualan menjadi pemandangan umum pagi hari di Braga. Oh begini toh Braga yang terkenal itu, lamunku dalam hati. Tak lama, setelah mampir dulu sebentar untuk sarapan bubur ayam, toko kue dan bakery klasik yang dituju pun buka.

Suasananya di Sumber Hidangan

Sumber Hidangan, toko kue klasik rekomendasi teman yang sudah sering bolak-balik ke Bandung ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Kolonial Belanda. Kalau kamu lihat papan nama tertulis perusahaan roti, kue-kue dan rumah makan itu sudah berdiri sejak 1929. Dari bangunannya saja sudah tua sekali, atapnya tinggi dan memang jajanan klasik di sini juga merupakan kue-kue jadul yang terpengaruh dari Belanda misalnya bitterballen dan kue bokkepoot.

Saat masuk dari sisi pintu, ada etalase kue dan roti berjejer. Tadinya aku mikir kalau ini sama sekali engga mirip toko roti sama sekali tapi mirip gudang. Terus ada petugas yang bakal mengambilkan kue atau roti yang mau kita beli, kebanyakan pekerjanya usia nenek dan kakek kita dari generasi lama, mungkin sejak toko kue dan bakery ini ada. Bingung mau pilih yang mana, tapi rasanya kalap mumpung di sini mau coba semua toh harganya engga semahal kue di Starbuck yang di atas Rp 30 ribuan. Kue di sini enak-enak dan belasan ribu saja, worth it banget deh. Ada bitterballen, almond cake, kue soes, nastar untuk dibawa pulang dan tentu saja sekalian es krim klasik biar pulang nanti engga menyesal atau penasaran.

Es krim rasa jadul dan kue almond yang aku beli

Waktu datang aku menganggap tokonya seperti gudang, sama dengan perasaan ku begitu duduk dibangku-bangkunya yang terasa vintage. Memang seperti gudang zaman Belanda sih tempatnya yang difungsikan menjadi toko roti. Lalu pas mau bayar, masih manual dong! Biasa di Jakarta selalu tinggal gesek kartu debit atau bayar lewat aplikasi di handphone, rasanya tuh aku seperti manusia jadul apalagi saat bapak-bapak kasirnya kasih bon tulisan tangan, terus aku lihat dia ngitung totalnya pun manual.

Begitu duduk di tengah ruangan toko yang mengambil kursi dan bangku bergaya vintage mulai deh, rasa penasaranku terkuak. Oh ya perjalanan ku ke Bandung kali ini ditemani sama Nanien dan Nia, jadi kami bisa saling coba kue yang dibeli tadi. Aku pesan almond cake yang katanya hanya ada di hari Sabtu, lalu Nanien pesan bitter ballen, nastar buat dibawa pulang, dan soes dengan cokelat, sementara Nia aku lupa dia beli apa aja tapi salah satunya kue soes juga.

Mirip gudang? Tapi jangan salah, kalau pagi banyak anak muda anak gaul yang ke toko kue ini

Aku rekomendasiin buat coba bitter ballen nya sih, soalnya ada rasa rempah gitu didalemnya dan bitterballen klasik ternyata ukurannya mini gitu ya. Lalu ada almond cake yang rasanya dominan manis gurih dan ada penambahan rum di dalamnya, dengan ciri tekstur adonan kacang almond yang agak kasar. Sementara kue soes juga seperti menambahkan rempah tertentu mirip kayu manis, ciri khas kue peninggalan zaman Belanda banget deh.

Agak menyesal karena sebelumnya sudah makan bubur jadi engga banyak pesan yang lain. Tapi untungnya perut masih menyisahkan ruang untuk es krim! Yang aku suka es krim tutti frutti dengan base vanilla terasa seperti memakai susu skim jadul banget ya. Uniknya ada buah di atasnya sebagai topping, kombinasinya membuat penamaan tutti frutti terasa cocok dan menyatu sebagai rasa es krim klasik. Oh ya hampir lupa, nastar di Sumber Hidangan yang dibawa pulang kalau dicoba sangat asin karena memang hampir 90% adalah keju asli. Puas banget rasanya datang ke tempat kue dan bakery klasik ini. Kalau ke Bandung, kalian jangan lupa mampir dan sekalian menikmati suasana di Jl Braga yang terkenal itu. Toko Kue dan Bakery Sumber Hidangan ini bisa didatangi Selasa – Minggu sekitar jam 10.00 – 17.00, setiap Senin toko ini tutup.

2 Comments Add yours

  1. Ini dulu pas ku berjalan-jalan di braga, melihat toko kue ini.

    bener seperti gudang gede gitu. tapi keknya kayak mewah gitu loh. nga berani nyicip karena sepertinya mahal ._.

    1. Engaa sama sekali, kue-kuenya cuma belasan ribu kok 😶

Leave a comment